Kamis, 26 April 2012

proposal pelatihan





DAFTAR ISI






I

A
B

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

XI

XII

XIII

XIV

XV
COVER…………………………………………………………………………

DAFTAR  ISI…………………………………………………………………...

PENDAHULUAN………………………………………………………………

Latar Belakang………………………………………………………………..
Tujuan…………………………………………………………………………

NAMA PROGRAM…………………………………………………………….

SASARAN POGRAM…………………………………………………………

PESERTA………………………………………………………………………

JADWAL PROGRAM DAN LOKASI………………………………………..

PENYELENGGARA PROGRAM PELATIHAN…………………………....

PENGELOLA PROGRAM……………………………………………………

METODA PELATIHAN………………………………………………………..

KURIKULUM PELATIHAN…………………………………………………..

PROSPEK  PELATIHAN…………………………………………………..

TOLOK UKUR KEBERHASILAN …………………………………………

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN PROGRAM…………………………..

RENCANA DAN TINGAK LANJUT PROGRAM…………………………..

ALOKASI PEMBIAYAAN PROGRAM ……………………………………...

PENUTUP                   …………………………………………………………

I

Ii

1

1
6

6

7

7

8

8

9

10

10

10

11

12

13

14

15


LAMPIRAN - LAMPIRAN


I.      PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Meningkatnya volume sampah di Jakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks, terutama dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan strategy yang efektif untuk mereduksi volume sampah dari sumbernya, terutama sampah domistik dimana sampah rumah tangga berperan penting untuk didaur ulang menjadi barang yang bernilai tambah. Sehingga dibutuhkan sebuah metode pelatihan yang mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut.
Pada dasarnya sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses aktivitas manisia dalam kehidupan sehari-hari.. Sampah buatan manusia itu sebenarnya merupakan potensi besar jika dikelola dengan baik. Banyak cara agar produk sampah menjadikan produk unggulan yang bermanfaat terutama menjadi dasar sumber penggasilan masyarakat pinggiran..
Berdasarkan sifatnya sampah terbagi atas dua, yaitu :
1. Sampah organik  yaitu sampah yang dapat diurai (degradable)
2. Sampah anorganik yaitu sampah yang  tidak terurai (undegradable)
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Dampak sampah organik terhadap Kesehatan dapat menimbulkan :
      Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan  pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
      Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
      Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
      Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak terhadap Lingkungan :
      Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
      Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak
      Pengelolaan sampah organic adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
      Mengurangi (reduce) : Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
      Menggunakan kembali (reuse) : Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang 
      Mendaur ulang (recycle) : Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
      Mengganti (replace): Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Adapun pengertian Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Adapun sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya sampah dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-batuan untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan gelas dapat dilebur kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang bila dihaluskan (dan diproses) akan menjadi  pupuk organik. Sampah jenis ini pada dasarnya dapat didaur ulang.
Pengertian daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai.
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah,
Dengan demikian bahwa sampah domistik maupun sampah industry dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.sampah organic jenis basah seperti sisa sayuran dapur, kulit buah-buahan, daun-daunan setelah proses composting menjadi kompos yang berguna sebagai pupukorganik.  Juga sampah unorganik seperti kerta, pelastik, kaleng,kaca,dll dapat menjadi barang-barang seperti tas, mainan, kota souvenir.
B.   Tujuan Pogram

a.    Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan pelatihan ini adalah diharapkan para peserta mampu membuat kompos dari sampah organik dan daur ulang sampah anorganik menjadi barang barang yang mempunyai nilai tambah tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta membuka bebagai jaringan disektor  lapangan kerja baru.

b.    Tujuan khusus 
Adapun tujuan khusus dari pelatihan ini adalah :
1)    Para peserta mampu memahami cara-cara pembuatan kompos berbahan sampah organik dan daur ulang sampah anorganik, sampah plastik, kertas, kain, kaleng, botol dan bahan-bahan logam lainnya.
2)    Para peserta dapat membuka lapangan keja baru ditempatnya masing-masing.
3)    Para peserta memiliki wawasan dalam mengelola usaha secara spesifik diberbagai bidang daur sampah sesuian keinginan dan kreativitasnya, misal mengkhususkan baranng suvernir, tas, boneka, dll
4)    Mendorong terbentuknya kelompok-kelompok usaha secara bersama seperti terbentuknya koperasi atau bank sampah sebagai pusat penampungan, penjualan dan simpan pinjam.


II.    NAMA PROGRAM
Program ini dinamakan “Pelatihan Pembuatan Kompos dan Daur Ulang Sampah”

III.   SASARAN PROGRAM
Sasaran program pelatihan adalah pesertanya dari berbagai tingkatan usia, jbaik laki atau perempuan, rincinya sbb :

No
Sasaran Umum
Usia
Lokasi
Jumlah
1.




2.




3.




4.
Pemuda/pemudi yang belum mempunyai pekerjaan tetap tetapi memiliki minat terhadap pembuatan kompos dan dan daur ulang sampah

Pelajar yang putus sekolah atau mahasiswa yang berkeinginan mempunyai penghasilan secara mandiri untuk meneruskan studynya

Karyawan/karyawati yang di PHK yang ingin membuka lapangan baru untuk lebih meningkatkan pendapatan untuk keluarganya

Ibu rumah tangga atau para pensiunan yang berkeinginan aktif sebagai upaya mencari kesibukandisamping mencari tambahan pendapatan.

18 – 60 tahun
Jakarta
50 orang

IV.  PESERTA

Peserta pelatihan ini berasal dari berbagai unsur lapisan masyarakat dengan beberapa kriteria :

a.    Mau berperan aktif setelah mengikuti pelatihan. Dan siap untuk dapat membuka usaha secara mandiri yang dibuktikan dengan surat pernyataan
b.    Bersedia mengikuti kegiatan pelatihan mulai dari awal acara sampai akhir acara. Dan peserta juga diharuskan membuat surat pernyataan.
c.    Peserta yang berusia 18- 60 tahun yang dibuktikan dengan KTP yang berlaku.
d.    Lebih diutamakan bagi mereka yang memiliki latar belakang ekonomi keluarga tidak mampu.

V.   JADWAL PROGRAM DAN LOKASI
1.    Jadwal Program

no
Kegiatan


hari

Penanggung jawab


I
II
III
IV

1
Persiapan kegiatan





a
seleksi peserta




Panitia penyelenggara
b
Penentuan tempat pelatihan





c.
Persiapan materi /tutor





2
Kontrak latihan




Panitia penyelenggara
3.
Pelatihan





a
teoritis




Instruktur/teknis
b
peraktek




Instruktur/teknis
4
Pengarahan usaha/usaha
Pengorganisasian kelompok




Panitia penyelenggara
5
Pembukaan usaha




Panitia penyelenggara

2.    Lokasi program pelatihan
Lokasi program pelatihan akan dilaksanakan di Gedung…………………………….. …… …………………………yang cukup representative yang mudah dicapai bagi semua peserta pelatihan.

VI.  PENYELENGGARA PROGRAM PELATIHAN
1.    Penanggung jawab :
Penyelengggara program pelatihan adalah Lembaga ……………………………. Yang telah berpengalaman dalam menyelenggarakan berbagai program pelatihan yang berbasis kemasyarakatan atau kelompok kemasyarakatan khususnya pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah. Dalam penyelenggaraan program ini institusi ini akan membentuk tim panitia yang berdedikasi tinggi, Penanggung jawab penyelenggaraan acara ini adalah ketua Lembaga ………..yang terdiri dari ketua panitia penyelengara, sekretaris dan  Bendahara.serta ditunjang beberapa orang seksi/departemendan fasilitator yang handal dan pelatih yang berkualifikasi dibidangsampah, daur ulang/kerajinan/ketrampilan dan pengorganisasian sampah.

2.    Tugas :
a.    Menyusun kerangka keja, tempat pelatihan dan  jadwal pelatihan
b.    Menyusun kepanitian pelatihan
c.    Menetapkan fasilitatator, pelatih/motivator
d.    Bersama fasilitator.pelatih.motivator menyiapkan materi, media, peraga dan sarana yang akan digunakan baik dalam penyajian materi pelatihan maupun dalam  dibentuk praktek.
e.    Memantau dan mengevaluasi proses kegiatan pelatihan sejak awal sampai akhir sehingga diharapkankan hasilnya optimal
f.     Melakukan  pendampingan pasca pelatihan 

VII. PENGELOLA PROGRAM
Pengelola program pelatihan ini adalah Tim kerja / panitia yang memiliki kemampuan yang handal dibidangnya. Tim kerja / panitia sesuai jabatannya mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

No
Nama
Jabatan dalam Tim
Tugas Pokok
1

Ketua Penyelenggara
a.  mengkoodinir seluruh aktivitas pelatihan



a.  Membuat laporan evaluasi pelatihan



b.  Mengkoodinir pelaksanaan monitoring
2

Sekretaris
a.    Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat



b.    Mewakili ketua dalam hal-hal tertentu
3

Bendahara
a.    Melakukan pengeluaran keuangan bagi kepentingan pelatihan



b.    Bertanggungjawab jawab pada pengelolaan keuangan
4

BP Diklat
Mengkoordinasi pelaksanaan pelatihan khususnya masalah materi
5

Pengadaan bahan /alat
Mempersiapkan alat/bahan yang dipelukan selama pelatihan berlangsung
6

Fasilitator/pelatih
a.  Memberikan motivasi/ semangat kepada peserta untuk meningkatkan potensi dan kemampuan peserta
b.  Menciptakan agar suasana pelatihan menarik dan bersemangat
7

Penyaji/pelatih
Memberikan pembelajaran materi/peraktek pembuatan kompos, daur ulang sampah dan pengorganisasian kelembagaan


VIII.       METODE PELATIHAN

a.    Metode
Metode pelatihan ini sangat penting, karena menyangkut sifat, hakekat ataupun tujuan pelatihan. Artinya para peserta akan lebih mudah mengerti dan mampu mengembangkan materi yang sudah dipelajari dengan antuasias.
Metode yang dimaksud adalah metode :
-       Metode Paedadogie
-       Metode Andragogie
-       metode partisipatori

b.    Teknik
Adapun teknik pelatihan yang digunakan lebih menekankan pada pola :
- ceramah dan tanya jawab
- simulasi
- Diskusi
- Resitasi
- braingstorming
- Role playing
- Rancang bangun aksi
IX.  KURIKULUM PELATIHAN
Program                     : 4 (empat) hari
Kelas/program          : Teori dan praktek
Mata pelajaran          : Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
Materi                         :
-       Pengenalan kompos
-       Pengenalan macam-macam daur ulang
-       Pengenalan proses pembuatan kompos dan daur ulang
-       Praktikum
-       Praktek dibimbing oleh teknisi
-       Diskusi dan kolsultasi tanpa batas


X.   PROSPEK PELATIHAN

a.    Setelah pelatihan ini selesai, berdasarkan pengalaman diprediksi adanya perubahan pada kelompok-kelompok komunitas sector informal, seperti :
b.    Para alumni peserta pelatihan mampu mengembangakan sector-sektor usaha yang bercirikan trend daerah-daerah tertentu. Seperti usaha pembuatan pin, kotak-lotak kado, mainan-mainan boneka, tas, paying, dll kadang-kadang usaha seperti itu digunakan masyarakat sebagai souvenir pengantin, ulang tahun, atau acara-acara perayaan sebagai tukar souver yang bercirikan daerah tertentu. Ini sesuaikan kemampuan alumni pelatihan yang mampu menggali kreatifitas kerajinan daerah.
c.    Berdasarkan pengalaman bahwa setiap kegiatan peltihan ini umumnya 70 % pesertanya mampu membuka usaha mandiri. Seperti membuka usaha tanaman hias dengan dukungan kompos yang berkualitas tinggi. Membuka toko souvenir,dll
d.    Dampak dari pertumbuhan usaha sector informal ini umumnya mereka para alumni membentuk kelembagaan keuangan seperti koperasi, atau bank sampah sebagai  pemasok bahan bekas atau untuk simpan pinjam.

XI.      TOLOK UKUR KEBERHASILAN

Berdasarkan kuesionir atau pengamatan menunjukkan bahwa indikator-indikator pada akhir kegiatan cukup berhasil baik dalam ranah prosesnya atau keluarannya, seperti dalam table dibawah ini :
Ranah
Indikator
Baseline
Mid
Final
Proses
1.      Rata-rata penguasaan materi

2.      Persentase penguasaan dan komponen-komponennya

3.      Persentase penguasaan alat dan kegunaannya

4.      Persentase tata cara pembuatan

5.      Praktek pembuatan
60 %

30 %


40 %


35 %
75 %

70 %


60 %


60%
100 %

100 %


100 %


100 %
Output
(keluaran)
1.    Pendirian kelompok usaha

2.    Pembukaan usaha secara mandiri

3.    Pembentukan kelembagaan keuangan atau kelembagaan penunjang
0

0

0
15 %

10 %

5 %
40 %

75%

10 %

XII. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN PROGRAM
Pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah  merupakan usaha yang cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Usaha ini tentu akan lebih berkembang jika mendapat dukungan pemerintah khususnya padadinas perdagangan, dinas koperasi atau dinas-dinas yang dapat membangun infrastrukur.
lain yang tepat sehingga akan lebih berkembang lagi. Juga pengembangan SDM-nya yang terus menerus secara efisien dan efektif. Juga melalui kegiatan lain seperti pemberdayaan masyarakat  diberbagai bidang ketrampilan yang dapat  menunjang sector ini. Oleh karena pemantauan dan penilaian ini perlu dilakukan secara terus menerus dan berjenjang baik dilakukan oleh pemerinta lokal maupun oleh kelompok masyarakat yang peduli.
Dalam hal pemantauan dan evaluasi terhadap proses, hasil dan dampak program pelatihan ini menggunakan dengan system pendekatan  “kerangka Kerja Logis” (logical framework) yang sudah biasa digunakan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu program pelatihan yaitu terdiri dari bebebrapa unsur :
a.    Sasaran hasil (objectives) suatu keadaan tertentu yang diinginkan /dicapai setelah dilaksankan suatu kegiatan
b.    Indicator, beberapa petunjuk tertentu yang akan meyakinkan anda apakah sasaran hasil sudah atau belum dicapai
c.    Pengujian(verification) cara untuk memperoleh bukti-bukti yang menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut memang ada atau tidak,
Penjabarannya dapat dilihat dibawah ini,
KEGIATAN
SASARAN AKHIR
INDIKATOR
VERIFIKASI
 Pembentukan pokja program
a.  Siapnya sarana dan prasarana yang diperlu-kan
b.  Terbentuknya tim monitoring dan peman-tauan keberhasilan
c.  Terumuskannya metodologi dan strategi pelaksanaan program
Telah terbentuknya Tim kerjaprogram
Surat Keputusan dari Lembaga/ institusi
Sosialisai tentang pelatihanpembuatan kompos dan daur u;ang sampah
a.   Masy. Paham dan tahu terhadap program
b.  Masy memberikan dukungan secara penuh
a.     Dilakukannya kunjungan oleh tim pokja
b.    Masyarakat mau bergabung dengan tim program

1.   Liputan media
2.   Dokumentasi rapat tim
Pelaksanaan pelatihan ketrampilan pembuatan kompos dan daur ulang sampah
a.   Tercipnya pemahaman terhadap beberapa komponen-komponen
b.  Menghasilkan pengrajin kompos dan barang-barang kerajinan hasil daur ulang sampah
c.   Mamou mencipkan tenaga pengrajin kompos dan berang-barang kerajinan daur ulang serta memahami secara menyeluruh
a.     Output trainer tenaga teknisi sebanyak  kurang 10 orang dari pemerintah kota
a.   Dokumentasi kegiatan
b.   Laporan Tim kerja program
sertifikasi
Para peserta memiliki sertifikat pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah sebagai tanda sudah memiliki keahlian sebagai tenaga pengrajin kompos dan daur ulang sampah yang ditanda tangan oleh lembaga penyelenggara dan pihak-pihak terkait/ sponsor
Sertifikat dijadikan sebagai persyaratan untuk melakukan pekerjaan dibidangnya
a.   Survey lapangan
b.   Dokumentasi lembanga penyelengga-ra

Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Didapatkannya data tingkat keberhasilan program dimasyarakat
Adanya laporan dari tim kerja kelompok
a.   Survey
b.  Foto kegiatan
c.   Laporan pokja

XIII.       RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM
Rencana tindak lanjut pelatihan merupakan proses yang sangat penting. Oleh karena itu pada pelatihan ini diperlukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
a.    Pengukuhan tim tindak lanjut
penyelenggaraan program untuk menetapkan surat keputusan Tim pendamping dan monitoring pasca pelatihan berdasarkan usulan dari peserta

b.    Pendayagunaan
Pendampingan pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan yaitu sebagai berikut :
1)    Melakukan aktivitas pendampingan dengan berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada warga aluni pelatihan secara kontinyu berdasarkan tujuan yang pernah diikuti
2)    Mendorong peserta membentuk jaringan komunitas kerja berdasarkan agenda yang telah disepakati berkaitan dengan pengembangan yang diharapkan
3)    Mendorong dan membimbing peserta untuk melakukan mobilitas aksi dalam masyarakat sehingga mereka mampu bersinergi dengan masyarakat baik secara personal maupun secara kelembagaan

c.    Aktivitas pendampingan
Kegiatan pendampingan dilakukan dengan beberapa cara :
1)    Temu/rembug warga  untuk memberkan berbagai  informasi dan advis sebaimana dalam rancang bangun aksi yang telah disepati
2)    Kursus secara periodic dengan tema-tema sebagaimana tema yang telah diajukan dan ditentukan oleh kelompok dalam rangka mengembangkan wawasan kemampuan sebagaimana tujuan dan target yang akan dicapai dalam usahanya.

d.    Pola Usaha Tindak Lanjut
Adapun pola usaha tindak lanjut yang akan dilakukan adalah pembelian beberapa alat dan bahan untuk bantuan yang akan dikelola oleh para alumni pelatihan dalam rangka membangun usahamandiri/ kelompok. Bantuan ini akan dibagi ke dalam beberapa kelompok usaha produk. Diharapkan peralatan dan bahan tersebut dapat berkembang  sehingga kelompok lain atau kelompok baru dapat juga menular dan berkembang.

XIV.      ALOKASI PEMBIAYAAN PELATIHAN

Alokasi pembiayaan pelatihan dilagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu :
1.    Pembiayaan untuk administrasi/dokumentasi pelaporan pelatihan dialokasikan sebesar 15 % dari biaya total
2.    Pembiayaan pelatihan/training dialokasikan sebesar 70%
3.    Bantuan stimulant peralatan dan bahan sebagai bantuan stimulan untuk  usaha rintisan dialokasikan sebesar 15 %

Rincian alokasinya sbagai berikut :
Estimasi perkiraan anggaran pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah
NO
URAIAN
VOLUME
FREKUENSI
HARGA
(Rp)
SUB TOTAL
(Rp)
1
PERSIAPAN




a
Kunjungan ke lokasi
5
1
300.000,-
1.500.000,-
b
Pertemuan/rembug dengan pengelola
1
2
250.000,-
500.000,-
c
Pembuatan/ dan penggandaan proposal
1
1
500.000,-
500.000,-
SUB TOTAL
2.500.000,-
2
PELAKSANAAN PELATIHAN





Administrasi, pelaporan, foto dokumentasi dan kesekretariatan
1
1
1.500.000,-
1.500.000,-

sewa gedung/kelas termasuk furniture + infocus+computer
1
2
5.000.000,-
5.000.000,-

Honorarium Ketua
1
1
2.000.000,-
2.000.000,-

Honorarium Sekretaris
1
1
1.500.000,-
1.500.000,-

Honorarium Bendahara
1
1
1.000.000,-
1.000.000,-

Honorarium anggota Tim
5
1
500.000,-
2.500.000,-

SUB TOTAL
13.500.000,-
3
INTRUMEN PELATIHAN





Pembelian peralatan dan Bahan untuk peserta
50
2
25.000,-
2.500.000,-
4
BIAYA PELATIHAN




a
Honorarium instruktur
2
3
500.000,-
3.000.000,-
b

Biaya peraktikum/ peraga
2
2
50.000,-
200.000,-
c
Pembelian kostum untuk peserta pelatihan
50
1
50.000,-
2.500.000,=
d
biaya makan/snack
60
2
15.000,-
1.800.000,-

SUB TOTAL
7.500.000,-
5
BIAYA BANTUAN STIMULAN USAHA
5
5
800.000,-
4.000.000,-








Incian dan Jumlah anggaran :
1.    Persiapan …………………………………………             Rp.  2.500.000,-
2.    Pelaksanaan Kegiataan…………………………             Rp 13,500.000,-
3.    Instrumen Pelatihan……………………………..             Rp   2.500.000,-
4.    Biaya pelatihan…………………………………..              Rp   7.500.000,-
5.    Biaya Bantuan stimulant Usaha………………               Rp   4.000.000,-
                          TOTAL                                                          Rp 30.000.000,-

Terbilang : Tiga puluh Juta Rupiah

XV.        PENUTUP

Peningkatan kualitas kehidupan manusia yang bermatabat adalah suatu keharusan bagi setiap insan, terutama bagi masyarakat . peningkatan kualitas hanya dapat melalui pendidikan, pembelajaran, pembekalan ketrampilan, keahlian. Pendidikan tersebut harus terus menerus baik melalui pendampingan atau belajar secara mandiri.

Disamping pendidikan secara terus menerus juga yang tidak kalah penting adalah diberikannya bantuan stimulant. Sehingga para peserta akan termotivasi, bersemangat untuk memperakteknnya dan berinovasi untuk menciptakan kreasi=kreasi baru.

Factor saling ketergantungan melalui pembinaan kelembagaan, misalnya koperasi atau bank sampah, sehingga diharapkan mereka mampu berkoporasi sesama anggota kelompok usaha. Pola –pola seperti inimereka mampu mengendalikan pasar, tingkat harga yang kompetitif.

Jakarta,       Maret 2013

Lembaga ………………………….
Direktur



……………………………….